Kamis, 01 Oktober 2009

Surat Buat Bulik Ning


Met Jumpa Lagi BuLik.
Keselamatan untuk siapa saja.
Jika saya ketemu buLik, rasanya banyak sekali yang ingin saya ceritakan kepada bulik. karena hanya BuLik satu-satunya yang saya percara mendengarkan ceritaku ini. Namun sayapun bisa memahami bahwa buLik Ning repot dan sangat repot. Hampir tak ada waktu untuk menerima ceritaku ini. Pada kesempatan inilah saya mencoba menuangkan dalam surat ini. . . . . . . . . . .

Di dada ini penuh dengan rasa
hawa pun mengusik raga
dimana ada suaramu disitu ingin telingaku menyatu
dimana ada wujudmu disitu aku ingin menaruh mataku
kesadaranku lemah terkadang marah;
menghujat, mencela, hal yang biasa

panas...... panas ........panas
api itu berkobar membesar
kubiarkan panas itu membakarku
sesekali tubuhku berontak
sampai diujung kelelahan
aku biarkan .......... ya aku biarkan
kesadaranku tak lagi penuh

jangan pergi dulu BuLik Ning
karena ceritaku belum usai

aku sabar menunggu sampai BuLik selesai
mendengarkan ceritaku.

Tidak ada komentar: